Senin, 15 Februari 2016

DI RUMAH PAK RT - Bagian 1

“Pulang, Pak…” sapa Pak RT kepada Pak Karyo dari teras halaman.
“Eeh… iya nih Pak.” jawab Pak Karyo. Pak karyo melanjuti “oh iya pak… saya baru inget. Dari kemaren saya belum sempet ngasih formulir kartu keluarga yang diminta. Nanti saya anterin ya pak…” kata Pak Karyo mengingatkan keterlambatannya.
“Iya Pak.. tolong disegerakan. Biar saya bisa langsung kasih ke RW” seru Pak RT yang bernama asli Rojak itu.

Pak Karyo pun pamit dan Pak RT melanjutkan lagi menyapu halamannya. Pak RT sore itu memakai sarung dengan kaos oblong warna putih. Menunjukan badannya yang gempal dan kulitnya yang kuning langsat. Rambutnya hampir penuh uban tetapi wajahnya masih fresh,tidak terlalu tua diumurnya yang 58. Pak Karyo sendiri,berumur 46. Ia pegawai salah satu bank di Jakarta dan sudah mempunyai 2 anak. Pakaiannya selalu rapih,dengan kacamata dan rambut yang klimis dan badannya tegap,ia salah salah satu primadona ibu ibu disana (gossip yang beredar).

Sesampainya Pak Karyo dirumah,ia disambut oleh sang istri. Dan Pak Karyo pun bergegas untuk mandi. Istrinya mengajaknya berbicara,ia hanya menjawabnya seperlunya. kamar tidur Pak Karyo memiliki kamar mandi sendiri. Didalam kamar,Pak Karyo langsung bertelanjang,ia menyalakan pancuran air terlebih dahulu dan membiarkan airnya hangat. Pak Karyo berkeliling kamar dengan bugil,kontolnya masih tidur ditutupi oleh jembut yang tumbuh subur. Kedua kaki Pak Karyo terlihat jenjang dan kencang saat berjalan. Ia berjongkok untuk menggapai barang dibawah kasurnya,saat itu juga pantat Pak Karyo merekah. Menunjukan lobang pantat yang merah,bulu bulu juga menghiasi lobang itu. Pak Karyo rasa air sudah menghangat,ia pun kembali ke kamar mandi. ia berdiri dibawah pancuran,air hangat langsung membasahi badannya yang berkulit coklat manis itu. Ia mengusap ngusap wajahnya,ia mengusap badannya,ia mengusap ketiaknya,ia mengusap kontolnya,ia mengusap pahanya,ia mengusap pantatnya,ia mengusap betisnya. Ia berikan semua kehangatan kesekujur tubuhnya. Ia merasa sudah segar kembali tapi entah kenapa ia merasa sange tiba tiba. Ia sentuh pelan kontolnya seraya membersihkan. Lama kelamaan kontol itupun tegang dengan sentuhannya sendiri.

Dalam posisi menghadap ke pancuran, Pak Karyo bermain dengan kontol dan bijinya. Ia kocok kocok pelan..........

“Aaahhh.......Hhh....Aaaahhh..” desahan kecil mulai terdengar.

Ia lepaskan genggaman tangannya,ia bebaskan kontol itu. Batang kontol yang tegak berdiri,dengan kepala kontol yang seperti jamur itu sudah ngaceng maksimal.

“Pah.. mandi kok gak bawa handuk?” seru istri Pak Karyo yang langsung masuk kekamar mandi.

Istrinya kaget melihat suaminya mandi dengan kontol yang ngaceng. Pak Karyo sendiri memberikan senyuman nakal. Pak Karyo melangkah keluar, menghampiri istrinya. Handuk digenggaman istrinya ia ambil. Pelan pelan Pak Karyo memeluk tubuh istrinya dan mengecup bibir yang berwarna merah pucat itu. Istrinya hanya menerima pasrah perlakuan sang suami. Tangan Pak Karyo yang awalnya memeluk sekrang sudah berganti tempat,ia remas remas kedua tete istrinya.

“Eeeenngghhhh......Paaaahhh....” desah sang istri.

Pak Karyo tak memperdulikan desahan itu. Ia tetap mencium dengan semangat sang istri. Pak Karyo turun ke leher, ini membuat istrinya semakin gelagapan. Ia mencakar cakar punggung sang suami. Kontol Pak Karyo sendiri sudah mengeluarkan cairan bening, menandakan dia sangat sange. Setelah leher, Pak Karyo membenamkan wajah ditete yang kenyal itu.

“Maaaahhhh…” teriakan suara anaknya diluar.
“Maaahhhh.....adit pulang…” teriak anaknya lagi.

Pak Karyo dan istrinya sontak kaget. Sang istri langsung menghentikan ciuman sang suami

“Paaahhh….....udah Paaaahhh…” bisiknya.

Dirasa tanggung, Pak Karyo tetap menjilat-jilat. Istrinya sedikit kesal karena Pak Karyo tak juga berhenti menjilat,lalu ia mencubitnya.

“Aduh.....” teriak pelan Pak Karyo dan akhirnya pun berhenti.

Dan sang istri pun meninggalkan Pak Karyo untuk membuka pintu depan. Kini Pak Karyo sendirian dengan kontol yang ngaceng berat. Ia mencoba menunggu sang istri,tapi tak ada gunanya karena anak mereka sudah pulang jadi tak begitu leluasa. Ia pun kembali mandi,ia berpikir untuk ngeloco. Rasa nikmat yang diberikan berbeda,ia pun menghentikannya.

Saat makan malam Pak Karyo teringat tentang formulir yang ia janjikan berikan ke Pak RT tadi. Selesai makan Pak Karyo pamit ke istrinya.

“Mah… aku kerumah Pak RT dulu ya. Nganterin formulir buat kartu kesehatan”.

Dijalan menuju ke rumah Pak RT, Pak Sugeng menyapa Pak Karyo.

“Mau kemana Pak ?" tanya Pak Sugeng.

Pak Karyo pun menghentikan langkahnya.

“Ini Pak.....mau ke rumah Pak RT ngenterin formulir” kata Pak Karyo.
“Oh… kebetulan, saya juga ingin kerumah Pak RT, ada urusan. Ya udah kita bareng aja” seru Pak Sugeng.

Mereka pun berangkat bersama. Sesampainya didepan rumah Pak RT, keadaan sepi.

“Permisi… Pak RT…” panggil Pak Karyo.

Tak ada yang menjawab. Pak Karyo kembali memanggil

“Pak RT….” sambil ia ketok pagernya.
“Mungkin Pak RT sedang pergi, Pak…”pikir Pak Sugeng.

Pak Karyo
Pak RT ada didalam, ia seorang diri,karena istrinya sedang keluar kota menjenguk sang anak yang tengah kuliah disana. dan Pak RT sedang asyik menonton film porno dari komputernya memakai headset, karena itu ia tidak mendengar panggilan Pak Karyo.
Pak Karyo pun tak ingin menyerah,ia tetap memanggil

“Pak RT… tok tok tok” suaranya semakin kencang.

Pak Karyo ingin memberikan formulir ini sekarang juga,ia takut lupa lagi.

Pak RT pun ......Eengeuh......., seperti ada yang memanggil dari luar. Ia pun melongok dari jendela.

“Wah......Pak Karyo dan Pak Sugeng…” ia langsung bergegas memakai sarung dan keluar kamar. “Iya, Pak..... sebentar…” seru Pak RT dari dalam.

Pak RT pun menampakan wajahnya.

“Maaf, Pak.......malem malem mengganggu” seru Pak Sugeng.
“Oh ndak papa, Pak….....maaf tadi saya ketiduran; Mari masuk, Pak…....” kata Pak RT.

Pak Karyo dan Pak Sugeng pun masuk. Keadaan rumah sepi, Pak Karyo bertanya...........

“Ibu kemana pak.. kok ndak kelihatan ?” tanya Pak Karyo.
“Ibu sedang nemuin anak yang sedang kuliah diluar kota, Pak…” kata Pak RT sambil mereka pun duduk bersama.

Pak RT
Pak Karyo dan Pak Sugeng langsung memberikan keperluan mereka. Pak RT terlebih dahulu menawarkan minum. Pak RT bangkit dari duduknya, didalam sarung itu ia tidak memakai sempak. Jadi pantatnya yang besar terlihat mulus. Pak Sugeng memperhatikan itu. Pak Karyo menawarkan rokok kepada Pak Sugeng. Pak Karyo dan Pak Sugeng sendiri rumahnya berdekatan dan anak mereka pun bersekolah di sekolah yang sama,jadi mereka sudah cukup akrab untuk ngobrol.

“Ini kopinya bapak-bapak....…” kata Pak RT membawa nampan dengan 3 gelas kopi.

Pak RT langsung menyalakan rokok kreteknya untuk menemani ngopi. Mereka kembali melanjutkan obrolan tentang urusan mereka. Pak Sugeng yang sedari awal memperhatikan Pak RT, menegaskan pandangannya. Sarung Pak RT berwarna putih, dan diselangkangannya ada bercak cairan yang melebar. Pak RT tak menyadari kalau precumnya menetes keluar. Dalam duduknya, Pak RT membuka lebar kakinya, tonjolan kontolnya benar ketara. Pak Sugeng pun yakin kalau Pak RT tak pakai sempak. Pak Sugeng bukannya fokus diobrolan, dia malah guyon soal Pak RT.

“Masih senang ngeloco, Pak ?” seru Pak Sugeng sambil senyum senyum.

Pak RT dan Pak Karyo pun bingung mendengar itu.

“Apa Pak…?” Pak RT menegaskan.
“Itu ngencrit…” Pak Sugeng menunjuk selangkangan Pak RT.

Pak Sugeng memang terkenal tukang ngebanyol,apalagi soal seks. Pak RT langsung mengecek kebenaran itu, dan omongan Pak Karyo benar adanya.

“Gue gak sadar…” dalam hati Pak RT berucap.

Wajah Pak RT berubah merah, menahan malu.

“Hehehe....iya, Pak…....tadi lagi enak enak tidur eh kepengen.” Pak RT mencoba ngeles.
“Enggak papa lah, Pak…....wajar kita laki laki.” seru Pak Karyo dibalik diamnya.

Obrolan mereka bertiga sudah ketebak akan berakhir kemana.

“Saya juga tadi sore pulang kerja sange tapi yah apa boleh buat kalau harus menunggu anak tidur dulu.” Pak Karyo terlihat santai.
“Wah......kalau saya sih gak bisa, Pak. Kalau udah kepengen ya harus dituntasin. Kalo enggak, kepala pusing !” Pak Sugeng protes.

Pak RT yang duduk dihadapan mereka pun mencoba menutup mulut.

“Kalo bapak sendiri ngeloco pakai apa ?” tanya Pak Sugeng mengambil kendali.
"Film porno, Pak......" jawab Pak RT seadanya.

Pak Karyo sedikit tidak percaya mendengar itu.

“Bapak suka nonton film porno ?” kata Pak Sugeng dan Pak Karyo serentak.

Pak RT tersipu malu...........

“Yah begitu, Pak......…” pasrah kata katanya tentang aib yang sedang terbongkar.
“Memang, Bu RT ndak marah ?” lanjut Pak Karyo.
“Yah.....saya diem diem, Pak.....kalau ketauan bisa gawat !” kata Pak RT sambil tertawa.
“Kalo saya sih dilarang sama istri, bisa bisa gak dikasih jatah kalo ketauan.” kata Pak Sugeng.

Pak Karyo memikirkan tentang film porno milik Pak RT, nafsunya kembali bangkit, ia ingin menuntaskan perkara tadi sore yang tertunda.

“Pak RT......boleh saya lihat filmnya ?” pelan Pak Karyo bertanya.

Pak RT agak sedikit kikuk, antara iya atau tidak. Titit Pak RT yang lemas seketika bangun, terusik oleh film porno yang sempat ia tunda, itu menandakan “iya”. Mereka bertiga pun berpindah ke ruang kerja Pak RT, yang agak sedikit kebelakang rumah.

“Waah…...bapak bener nonton porno !”kata Pak Sugeng seperti tak percaya melihat layar komputer yang bergambar memek tengah kemasukan kontol.
“Iya, tadi saya pause, saya denger bapak bapak memanggil diluar !” kata Pak RT seperti protes karena kesenangannya terganggu.

Pak Karyo mengambil bangku lagi.

“Ayo, Pak disetel filmnya.” terlihat Pak Karyo sudah tak sabaran.

Pak RT langsung menungging, menggenggam mouse dan “klik” filmnya pun berjalan lagi. Pak RT dan Pak Karyo duduk bersebelahan dan Pak Sugeng berdiri, bersandar dibangkunya Pak RT.

“Aaaaahhhh…...aaahhhh…” desah wanita jepang didalam film.

“Wah…...mantep nih !” seru Pak Sugeng.

Yang awalnya perempuan itu sedang di entot oleh seseorang,tiba tiba datang 5 orang bapak bapak jepang,yang langsung menarik sang pria dari sedotan memek sang wanita. Ke 5 orang itu langsung memukul sang pria,dan mengikatnya di samping,mulutnya disumpel dan pria itu dibaringkan dibelakang. Ke 5 bapak bapak itu tak menyia nyiakan wanita yang sudah bugil itu. mereka langsung menerkam wanita itu. teriakan pun menggema. 1 orang bapak langsung mencaplok memeknya,2 orang bapak bermain dengan tetenya,satu meneydot bibir sang wanita,dan satu lagi menyuruh sang wanita menggenggam kontolnya. Ke 5 orang bapak bapak itu sangat rakus. Tubuh sang wanita yang putih bening,tercetak kemerahan dibadannya,karena kasarnya perbuatan mereka. Serta air liur mereka membasahi tubuhnya.

Sarung Pak RT sudah membentuk tenda, ia tak menyadari kontolnya yang ngaceng. Pak Karyo sendiri, meraba raba kontolnya. Pak Sugeng hanya tetap fokus melihat layar.

“Pak.... aku buka celana ya ?” izin Pak Karyo yang sepertinya sudah tak memperdulikan sekitarnya.

Entah sange atau apa, Pak Karyo dengan cepat sudah melepas celananya. Kontolnya tegak menantang, tanpa malu ia bugil di depan orang. Pak RT hanya mengangkat sarungnya, membebaskan kontolnya yang pendek gemuk itu ngaceng, cairan bening sudah keluar dari kontol Pak RT, lumayan banyak. Pak Sugeng masih tetap memakai celana, entah malu atau apa. Pak Karyo mulai mengocok ngocok kontolnya yang panjang dan besar.

“Beruntung nya mereka…...bisa dapet daun muda.” kata Pak Karyo.

Satu dari bapak bapak itu,mulai menyodok memek sang perempuan,bapak bapak yang berdiri disekitarnya hanya tertawa melihat sang perempuan merintih.

“Lobang memeknya, mulutnya…....“ kata Pak Sugeng tak percaya.

Bapak yang sedang asyik mengentot itu menyuruh sang wanita merubah posisi. Bapak itu rebahan,ia menyuruh si perempuan menduduki kontolnya. Perempuan itu pasrah menuruti,sesaat kontol tenggelam didalam memeknya “eeennggghhh..” wanita itu menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan. Tiba tiba satu orang bapak berdiri dibelakang sang perempuan,mengelus ngelus lobang pantatnya. Wanita itu merasa takut dan mencoba melarang sibapak. Tamparan dipantatnya yang semokpun didapatkannya,karena mencoba melarang. Tanpa aba aba lagi sibapak itu langsung menyodok lobang anusnya “aaaaaaaaaaaaaa….” perempuan itu teriak dengan air mata. Mereka tertawa terbahak bahak melihatnya. Sekarang ada dua kontol didalam lobang nya.

“Gila….sampe lobang pantat juga diembat !” seru Pak RT.
“Istri saya enggak pernah mau kalau saya minta isep, katanya jijik…” kata Pak Karyo melanjuti.
“Dulu mantan istri saya suka banget ngisep…saya kalo udah di isep dia, keluarnya cepet.” kata Pak RT.
“Saya ikutan buka celana yah…....” kata Pak Sugeng sambil membuka celananya.

Dan sekarang Pak Sugeng sudah bugil...........

“Saya udah gak kuat, Pak…” kata Pak Sugeng mengocok-ngocok kontolnya.
“Udah gak nahan ya........” ledek Pak RT sambil melirik kontol Pak Sugeng.
“Hehehe…....iya, Pak…udah gak nahan nih.” kata Pak Sugeng.

Gak lama kemudian.........

Crot....crot....crot......Pak Sugeng "memuntahkan" spermanya....."Aaaaa.....aargghhh.....ghhh..."

Cukup banyak pejuh Pak Sugeng sampai berserakan di lantai.

Pak Rojak dan Pak Karyo masih mengocok penis mereka sambil menonton. Melihat mereka berdua masih ngock.......yang ada sekarang lebih bikin sange daripada film, pikir Pak Sugeng, ia sangat ingin mengocok dan menghisap kontol bapak bapak ini. Niat isengnya pun hadir.

“Bapak-bapak, saya bantu kocok ya, biar enak keluarnya…....” seru Pak Sugeng.

Pak Karyo dan Pak RT menatap aneh.

Pak Sugeng kulum penis Pak Karyo
“Saya sih dulu waktu dikampung sering ngeloco bareng dengan teman teman. Memang bapak bapak gak pernah ?” kata Pak Sugeng menyakinkan dan mengesankan mereka.

Dalam pikir panjang, Pak Karyo mulai mengocok kontolnya, seperti memberi kode kepada Pak Sugeng. Pak Sugeng pun langsung menggenggam kontol Pak Karyo tanpa risih. Pak Karyo menyandarkan tubuhnya, menikmati kontolnya dikocok-kocok oleh Pak Sugeng. Pak Sugeng turun,ia juga menghisap kontol pak karyo tanpa permisi.

“Heeehhh.....Pak ngapain ?” tany Pak Karyo kaget tapi kontolnya sudah masuk kedalam hangatnya mulut Pak Sugeng, ia pun tak jadi menolak.

Pak Sugeng menghisap kontol Pak Karyo dengan rakusnya sedangkan tangan kanannya meloco kontol Pak RT dengan cepatnya.

“Pak,  suddaaahhh…...saya udah mau keluar.” Pak RT langsung menepis tangan Pak Sugeng.

Pak Sugeng masih "sibuk" mengulum batang kemaluan Pak Karyo.

Pak RT hanya memandangi kontol Pak Karyo didalam mulutnya Pak Sugeng. Dari dekat ia bisa melihat dengan jelas, mulut Pak Sugeng yang membuka lebar........maju.....mundur.

“Bapak enggak jijik ?” tanya Pak RT ke Pak Sugeng.

Pak RT (Rojak)
Pak Sugeng hanya menggelengkan kepalanya. Pak RT memperhatikan wajah Pak Karyo yang ke enakan. Pak RT serasa iri, ingin menikmati sedotan dan kuluman Pak Sugeng juga. Ia lantas menyodorkan kontolnya ke Pak Sugeng. Pak Sugeng langsung melepaskan penis Pak Karyo dari mulutnya dan langsung melahap penis Pak Rojak.

“Uuuuuhhh….Aaahh.....pelan-pelan, Pak.”kata Pak RT menahan kepala Pak Ssugeng.
“Enak ya, Pak ?” tanya Pak Karyo polos.

Pak RT hanya tersenyum dengan tangannya menuntun kepala Pak Sugeng.

"Oooo.....Aaaahh......enak bangett....Pak......" desah Pak RT pelan.

Tangan Pak Sugeng tak dibiarkan menganggur, Pak Karyo menyodorkan kontolnya dan langsung digenggam oleh Pak Sugeng. Pak Sugeng mengocok kontolnya sendiri dengan tangan kirinya. Secara bergantian Pak Sugeng mengoral kontol bapak bapak itu.

Lima belas menit berlalu kemudian Pak Sugeng bangkit berdiri..............

“Gantian dong, Pak…” pinta Pak Sugeng.

Pak RT dan Pak Karyo menunjukan ekspresi menolak dan Pak Sugeng lagi lagi meyakinkan.

“Pelan pelan saja bapak bapak…....." katanya.

Pak Sugeng langsung memberikan penisnya ke Pak RT. Pelan pelan Pak Sugeng memajukan kepala kontolnya dimulut Pak RT, ia mainkan kepala kontolnya dibibir Pak RT.

“Eeeehhhmm........eeehhhhmmm…” suara penolakan dari Pak RT.

Pak Karyo yang sedikit menjauh langsung ditarik oleh Pak Sugeng.

“Kocokin peler ku, Pak…” kata Pak Sugeng ke Pak Karyo.

Pak Karyo hanya menurut saja.

Suasana sudah dikendalikan kembali oleh Pak Sugeng. Posisi Pak Sugeng berdiri, Pak RT duduk dibangku dan Pak Karyo duduk dilantai, sungguh pemandangan yang menggiurkan.

“Pok....pok....pok…....“ suara Pak RT mulai memompa penis Pak Sugeng dimulutnya.....maju....mundur.......

"Aaaahhh.......enak.....Pak.....Ooohhh......." desah Pak Sugeng

“Ee....enak, Pak…?” tanya Pak Karyo.

Pak RT tidak menghiraukan ucapan Pak Karyo.

Melihat aksi Pak RT, Pak Karyo pun mengikuti jejak Pak RT, ia mulai mengemut biji peler Pak Sugeng secara bergantian. Walau Pak Karyo mencium aroma pesing dari selangkangan Pak Sugeng tapi ia tetap menjilat-jilat.

Eeeeennggghhh….....Pok...pok....pok.....slurppp.....sluuurpppp......, terdengar suara "kegaduhan" dari ketiga bapak-bapak itu.

Sekarang setengah batang kontolnya Pak Sugeng sudah terbenam dimulut Pak RT.

“Aduh......enak Paakkk....aahhhh…” desah Pak Sugeng.

Tiba-tiba Pak Sugeng menarik kontolnya secara spontan dari dalam mulut Pak RT dan ia membimbing kepala Pak RT untuk bangun dan mencium Pak RT.

“Eeeeehhhhmmm…” Pak RT gelagapan.

Percaya tidak percaya ia berciuman sesama lelaki. Pak Karyo langsung mengambil kontol Pak Sugeng yang menggantung dan langsung d-emut dan dikulumnya.

“Aaahhh.... ahhhhh…aahhhh...” desah Pak Sugeng pelan.

Precum Pak Sugeng mulai menetes banyak sekali.

"Asin dan gurih, Pak......cairanmu....Pok pok pok..." kata Pak Karyo sambil memompa mulutnya.

Sambil berciuman dengan Pak Rojak, Pak Sugeng mengentot mulut Pak Karyo. Pak Karyo mempercepat gerakan mulutnya maju-mundur terhadap penis Pak Sugeng.

Akhirnya...........

“Aaahhh… aaahhh…aaarrgghhhh.....hhh...…” Pak Sugeng terus terusan mengerang.

Dan..............

Croot.......crrooootttt........Pak Sugeng ngecrot.

Peju langsung membanjiri mulut Pak Karyo. Pak Karyo pun mengocok sendiri dengan cepat kontolnya dan taklama...........

Crrrooooootttttt........

"Eeeeehhhhmmmm......" suara Pak Karyo dengan mulutnya masih terisi penis Pak Sugeng.

Peju muncrat daril lobang kontolnya.

Pak Sugeng langsung menarik kontolnya dari mulut Pak Karyo, peju yang banyak langsung meleleh keluar. Pak Karyo langsung merebahkan diri dilantai dan Pak Sugeng duduk disebelah Pak RT. Diantara mereka hanya Pak RT yang belom ngencrot.

“Bapak-bapak...…aku belum keluar, gimana ini ?" melas Pak RT.
“Sabar, Pak…” kata Pak Sugeng meyakinkan Pak RT kalau ia juga akan menikmati.

Lantas Pak RT kedapur mengambil air. Pak Sugeng menatap Pak Karyo yang kelemasan. Ia menghampirinya.

“Pak… sedotan mu tuh enak sekali.”kata Pak Sugeng sambil berbaring sebelah Pak Karyo.
“Ini pertama kali aku isep kontol, Pak !” kata Pak Karyo.

Mereka berdua tertawa.

Lalu Pak Sugeng membersihkan sisa-sisa peju dipipi dan dagu Pak Karyo. Mereka saling menatap dan..........

Eeeehhhhmmm.........eennggghhh.....

Mereka berciuman.

Bibir mereka berdua terpagut, lidah mereka berdua saling mengikat dan aroma peju semerbak tercium. Mereka ciuman dengan penuh semangat, mereka berguling, Pak Karyo memeluk Pak Sugeng dengan erat, Pak Sugeng sendiri mengusap wajah Pak Karyo, mereka berdua sedang dibuai nafsu kedua.
Pak RT yang kembali dari dapur kaget melihat kedua bapak itu sedang berciuman.

“Sini, Pak…” ajak Pak Sugeng mengajak Pak RT untuk gabung.

Tapi Pak RT kembali duduk tanpa gabung. Pak RT hanya melihat mereka berdua menyatu oleh kedua bibir mereka menempel. Pak Sugeng semakin bernafsu melumat bibir Pak Karyo. Selang sepuluh menit, Pak Sugeng melepas ciuman dari Pak Karyo.

“Pak, punya minyak urut ?” tanya Pak Sugeng.
“Punya.....… kenapa ?” tanya Pak RT.
“Ya udah tolong diambil, Pak.” kata Pak Sugeng

Pak RT pun menuruti. Taklama Pak RT kembali dengan sebotol minyak urut di tangannya.

“Buat apa, Pak?” tanya Pak Rojak sambil menyodorkan botol itu ke Pak Sugeng.

Lalu Pak Sugeng bangkit berdiri, meninggalkan Pak Karyo yang masih tiduran di lantai. Pak Sugeng menaruh minyak itu ditangannya dan mengolesi belahan pantatnya dengan minyak urut. Kemudian dihampirinya Pak Rojak dengan posisi jongkok dihadapan Pak RT lalu Pak Sugeng mengolesi batang kemaluan Pak Rojak dengan minyak dan mulai mengocoknya secara perlahan.

"Ooo....ooooo.....nikmat sekali, Pak...." desah Pak RT sambil memejamkan matanya.

Setelah penis Pak RT mengeras secara maksimal, Pak Sugeng bangkit berdiri dan membelakangi Pak RT; dipegangnya penis Pak RT......Pak Sugeng menurunkan pantatnya dan mengarahkan penis Pak RT ke lobang anusnya; Pak RT masih memejamkan mata.

Taklama...........blesss.......penis Pak RT ambles didalam lobang anus Pak Sugeng.

"Aaaa....pa yang kamu lakukan....??" kata Pak RT kaget.
"Tenang aja, Pak......nikmati aja." kata Pak Sugeng sambil menggerakkan pantatnya naik turun.

Kedua tangan Pak Sugeng  memegang lutut Pak RT, kondisi Pak RT duduk melebarkan pahanya.

"Aaaaahhh.........." desah Pak RT.

Pak Sugeng makin gencar menggoyangkan pantatnya; Pak Rojak hanya bisa pasrah batang kemaluannya sedang dipompa sama lobang pantat Pak Sugeng.

"Oooohhh....nikmat sekali lobang pantatmu, gak kalah sama vagina...." puji Pak RT pelan.

Pak Sugeng
Tanpa sadar kedua Pak RT memegang pinggang Pak Sugeng mengikuti irama gerakan pantat Pak Sugeng....naik....turun....naik....turun dst.
Pak Karyo yang sedang terduduk dilantai hanya melihat saja aksi dari Pak Sugeng yang sedang "ngerjain" Pak Rojak.

"Ayo, Pak....semprot pejuhnya didalam anusku." kata Pak Sugeng yang sudah terasa penis Pak RT berkedut-kedut dan sudah betul-betul mengeras pertanda akan mencapai klimaks. Pak Sugeng makin mempercepat gerakan pantatnya dan.........

Pinggang Pak Sugeng dicengkram kuat-kuat dan tubuh Pak RT mengejang.......dan........

"Aaarrgghhh......Aaaaahhh......gilaaaa kamu, Geng...." teriak Pak RT.

Terasa cairan hangat muncrat didalam anus Pak Sugeng, Pak Sugeng memperlambat gerakannya; terasa 2-3 kali penis Pak RT menyemprotkan spermanya didalam anus Pak Sugeng. Setelah terasa penis Pak RT mulai melemas, Pak Sugeng mencabut penis Pak RT dari anusnya kemudian duduk disamping Pak RT.

Uuuffhh.....ffhhh.....uuuffhhh.......terdengar napas Pak RT yang sedikit tersengal-sengal.

"Nakal kamu, Geng.....abis deh "senjaku" dikerjain sama kamu." kata Pak RT sambil tersenyum.

Pak Sugeng menatap Pak RT sambil tersenyum dengan posisi bersandar di kursi.

"Wah....kapan-kapan aku juga pengen ngerasain nih; Enak ya....Pak ?" kata Pak Karyo.
"Enak banget.....gak kalah sama vagina." puji Pak Rojak.
Mereka berbincang-bincang tentang apa yang barusaja dialami. Waktu menunjukkan pukul 02.10 pagi akhirnya Pak Karyo dan Pak Sugeng pamit pulang.


Bersambung.........

2 komentar: