Senin, 01 Februari 2016

CERIGAY-AKU, PAK BROTO DAN PAK YUDI

Namaku Wandi berusia 22 tahun perawakanku gempal dan aku ngekost dibilangan Jakarta Timur. Tempat kostku khusus untuk para pria, kamarnya cukup banyak namun yang terisi hanya beberapa kamar. Kebanyakan penghuninya bapak-bapak usianya jauh diatasku. Kamarku berada di loteng deket jemuran; sengaja aku memilih di lantai dua karena sirkulasi udaranya lebih baik ketimbang di lantai bawah. Baru setengah tahun aku ngekost ditempat ini. Dan sering kali aku melihat dari jendela kamarku, bapak-bapak menjemur pakaiannya sendiri. Maklum karena tempat kost ku terbilang agak murah sehingga mencuci pakaian pun sendiri alias tidak mendapat layanan cuci pakaian.

Suatu pagi, aku melihat Pak Broto sedang menjemur pakaian. Pak Broto ini berusia 55 tahun dan perawakannya gempal bisa dibilang seperti postur badanku; tinggi sekitar 170cm dan berat 75 kg dan sudah banyak rambut putih menghiasi kepalanya. Pak Broto ini sudah aku kenal hamper enam bulan, sejak awal aku ngekost, Pak Broto-lah yang aku kenal terlebih dulu.

Tiba-tiba ada yang mengetuk kamarku….Tok…tok…tok……

“Sebentar.” jawabku; lalu aku membukakan pintu.

“Eh….Pak Yudi.” sapaku.

“Iya, kamu baru bangun.” Kata Pak Yudi.

“Ah ngak sudah dari tadi kok, Pak.” balasku.

Pak Yudi ini seorang angkatan tepatnya dari angkatan laut, tubuhnya tegap dan gagah dengan kulit agak gelap; berusia 48 tahun dengan rambut agak cepak.

“Boleh saya masuk kamarmu.” tanya Pak Yudi.

“Silahkan, Pak….maaf kamarnya berantakan.” kataku.

Kamarku hanya ada lemari baju kecil dan kasur pun gelar di lantai.

“Bagaimana apakah kamu kerasan ngekost disini ?” tanya Pak Yudi.

“Kerasan, Pak Yud.” Jawabku sok akrab.

Deg-deg seer aku melihat postur tubuh Pak Yudi ini. Badannya gagah memakai kaos singlet dan celana boxer hitam. Nampak tonjolan yang besar terlihat dari balik celana boxer itu.

Lalu kami duduk, Pak Yudi di lantai dan aku diatas kasur tempat aku tidur. Sambil berbincang-bincang pandanganku tak lepas dari tonjolannya Pak Yudi. Sedang berbincang bincang, Pak Yudi pindah duduk disampingku dan memegang tanganku dan mengarahkannya ke tonjolan miliknya. Jelas aku tidak menolaknya malahan kusambut dengan senyum. Kemudian Pak Yudi juga mengelus-elus bagian sensitifku yang masih tertutup celana pendek namun kebiasanku selama aku tidur, aku tidak memakai celana dalam.

“Punyamu sudah bangun dari tadi ya…..” kata Pak Yudi sambil tersenyum.

Aku tidak bisa mengelak; aku hanya tersenyum. Kami masih saling mengelus kadang sambil saling meremas-remas. Sekitar 10 menit kami saling meremas-remas kemudian Pak Yudi berdiri dan melepaskan kaos singlet dan celana boxer-nya. Nampak olehku benda tumpul yang cukup panjang kira-kira 17cm namun diameternya tidak begitu besar. Kupegang batang kemaluan itu sambil kukocok ringan tampak cairan bening keluar dari lubang kencingnya.

“Buka celanamu juga dong.” kata Pak Yudi.

Kemudian aku juga berdiri, namun baru aku berdiri; Pak Yudi langsung melepaskan kaosku dan melorotkan celana pendekku.

“Bagus bentuk penismu.” puji Pak Yudi.

“Punya bapak juga bagus…..aku suka banget.” balasku.

Pak Yudi langsung memegang kepalaku dan melumat bibirku sambil memegang batang kemaluanku dan aku pun juga tidak mau kalah mengocok penis Pak Yudi.

Asshh……..sshhhh……kami saling mendesah.

Pak Yudi begitu napsu pada putingku dimana lingkaran putingku cukup besar, kadang digigit lembutnya putingku…..”Ooohhh……” desahku. Tepat didaerah sensitifku, penisku di masukkan seluruhnya kedalam mulutnya. Kuelus-elus kepala Pak Yudi……aaahhh….nikmat sekali, Pak.
Dijilatnya kepala penisku, batang kemaluanku sampai buah zakarku kadang dimasukkan kedalam mulutnya. Lalu badanku dibalikkan dan menyuruh aku memegang lemari dan agak menungging. Dibentangkan kedua gumpalan daging pantatku……….

“Lubang pantatmu bagus bentuknya.” Kata Pak Yudi.

Dijilatnya lubang pantatku…..hhmmmm…….ooahh…….desahku. Sekitar 20 menit Pak Yudi ber-“main” dengan lubang pantatku. Lalu diambilnya lotion yang ada di mejaku dan diolesinya disekitar lubang anusku dan di penis Pak Yudi. Setelah mengolesi lubang anusku dan penisnya; Pak Yudi mencumbuiku dari belakang dan penisnya digesek-gesekan diantara sela pantatku.

Ooahh……aaahhhh…..kami saling mendesah. Sambil Pak Yudi memegang penisku dan mengocoknya. Pak Yudi kemudian mengarahkan penisnya ke lubang duburku dan…..bles….batang kemaluan 17cm itu masuk seluruhnya kedalam anusku. Dengan menggerakan pantatnya maju mundur Pak Yudi menyodomi lubang anusku.

“Oh, lubangmu masih sempit.” Kata Pak Yudi.

Sambil menoleh kebelakang, aku hanya tersenyum.

Pundakku dipegangnya dan ditarik sehingga menambah sensasi dan sesekali pinggangku dipegangnya dan dengan doggy style Pak Yudi menyodomi anusku dengan liarnya.

AAhhhhh…..ohhhh……….desah Pak Yudi………ssshhhhh…..desahku.

Pada saat kami sedang asyik, tiba-tiba pintu kamarku terbuka…………

“Oh, maaf……..” kata Pak Broto.

Melihat posisi kami yang sedang making love.

“Sedang apa kalian ?” Tanya Pak Broto.

Kami berdua tidak menghiraukan ucapan Pak Broto walau sempat terkejut juga awalnya.

Pak Broto langsung masuk ke kamarku dan melepaskan celananya dan mengarahkan kepalaku ke batang penisnya. Bentuk penisnya tidak terlalu panjang kira-kira 10cm namun diameternya cukup besar sehingga saat masuk kedalam mulutku terasa penuh sekali.
Sekarang posisinya, anusku di-“tusuk” penis Pak Yudi dan mulutku disodomi oleh Pak Broto.

“Ahhh……oooaasshhh…..” desah Pak Broto.

Pak Yudi mencabut penisnya dari anusku dan membaringkan dirinya di kasurku. Sedangkan Pak Broto masih asyik menyodomi mulutku. Precum Pak Broto tidak berbau tapi banyak sekali, ini bukan yang pertama kali Pak Broto menyodomi mulutku sudah beberapa kali aku dan Pak Broto bermesraan. Kemudian Pak Broto mencabut penisnya dari mulutku dan mengambil posisi duduk dilantai dan menyuruhku mengarahkan penisku ke mulutnya. Dengan sedikit kutekuk lututku dan …….bles….seluruh penisku masuk ke dalam mulut Pak Broto…..pok….pok…..pok….

Aaahhhh…..sshshhhh…….desahku sambil kuremas rambut Pak Broto yang memutih. Kugerakan pantatku maju mundur dan kadang kutekan kepala Pak Broto dari belakang sehingga mulutnya menyentuh pangkal penisku…uuffhhhhh sungguh nikmat. Dengan napsu dan liar Pak Broto menjilat semua precum yang keluar dari lubang kencingku. Kadang dikocoknya dan dijilatnya kepala penisku dan batang kemaluanku secara bergantian; tak luput juga buah zakarku dari permainan lidah Pak Broto. Sesekali kulirik Pak Yudi sedang mengocok penisnya sendiri. Sekitar 20 menit Pak Broto “mengerjai” penisku.

Kemudian Pak Broto membaringkan dirinya dilantai, dengan penisnya yang masih berdiri tegak; kududuki penis Pak Broto…..aahhhh…….teriak ku pelan karena diameter penis Pak Broto cukup besar. Dengan posisi aku menghadap Pak Broto dan agak kurebahkan badanku ke badannya sambil aku bermain “kuda-kudaan”. Nikmat campur perih yang terasa di lubang anusku, dan sesekali ku olesi dengan lotion.

Assshhhh……oooaahhhh…..desah Pak Broto dan aku.

“Pak, masukkan punya bapak juga ke lubang anusku.” Kataku ke Pak Yudi.

Dengan segera bergegas Pak Yudi berdiri dan mengarahkan lubang anusku yang masih disodomi Pak Broto……aouuwww……teriakku….sakit banget; namun Pak Yudi dengan perlahan menghujam penisnya ke lubang pantatku yang masih disodomi Pak Broto….bless….pok…pok….sekarang lubang anusku “berisi” dua batang daging milik Pak Broto dan Pak Yudi.

Kami bertiga saling berbalas desahan dan rintihan…..Oooaahhhhh…..aaahhhh….ssshhhhh…..
eemmm…..Ooohhhhhh….uuffhfhhhhh….aaahhhh…..ssshhhh………Sungguh sensasi yang luar biasa belum pernah aku merasakan hal seperti ini. Secara bergantian Pak Broto dan Pak Yudi membuat gerakan dan kadang berbarengan.

Tiba-tiba tubuh Pak Broto mengejang, dia sudah mencapai puncak orgasme. Dan Pak Yudi masih dengan cepat menggerakan pantatnya maju mundur.

“Aku sudah mao keluar nih.” Kata Pak Broto.

“Aku juga gak nahan…..” kata Pak Yudi.

Tak lama mereka berkata demikian….AAaaaahhhh….oOohh…..teriak Pak Broto Dan Pak Yudi; terasa cairan hangat didalam pantatku, pasti itu peju dari Pak Broto dan Pak Yudi. Ditekannya punggungku kuat-kuat oleh Pak Yudi dan sesekali Pak Broto menghisap putingku…..Ooohhh…. desahku. Pak Yudi mencabut dulu penisnya dan karena penis Pak Broto melemas dan mengecil otomatis penis Pak Broto keluar dengan sendirinya dari lubang pantatku.

Dan aku membaringkan diriku ke kasur; baru saja membaringkan. Pak Yudi membentangkan kedua pahaku dan menyuruhku memegang pergelangan kakiku; dijilatnya lubang anusku yang masih menetes peju……anehnya tidak ada rasa perih lagi di sekitar lubang anusku. Begitu napsunya Pak Yudi menjilat peju-peju yang ada di luar maupun yang di dalam lubang pantatku.
Lalu diturunkannya kakiku; kini penisku dikulum Pak Yudi. Begitu liar permainan lidah Pak Yudi kadang dikulumnya penisku keras-keras membuat aku…….aaassshhhh….oohhhh……..melayang aku dibuatnya.

Melihat Pak Yudi asyik dengan penisku, Pak Broto menghampiri kami dan seperti anak kecil berebut kembang gula. Kini Pak Broto dan Pak Yudi bergantian mengulum penisku dan kadang berbarengan…..ooohh….hhhh….desahku. Habis penisku menjadi bulan-bulan dari permainan nakal lidah Pak Yudi dan Pak Broto; sekitar 20 menit mereka berdua asyik dengan penisku.

“Pak, aku mau keluar nih……” ucapku. Tidak dihiraukan ucapanku itu, mereka makin bernapsu saling mengulum penisku. Dan….AAaahhhhh…….crroot….crooott…croott…….air maniku mengenai muka dari Pak Broto maupun Pak Yudi.

Sungguh pengalaman yang penuh sensasi dan tidak mungkin kulupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar