“Eeh… iya nih Pak.” jawab
Pak Karyo. Pak karyo melanjuti “oh iya pak… saya baru inget. Dari kemaren saya
belum sempet ngasih formulir kartu keluarga yang diminta. Nanti saya anterin ya
pak…” kata Pak Karyo mengingatkan keterlambatannya.
“Iya Pak.. tolong
disegerakan. Biar saya bisa langsung kasih ke RW” seru Pak RT yang bernama asli
Rojak itu.
Pak Karyo pun pamit dan Pak
RT melanjutkan lagi menyapu halamannya. Pak RT sore itu memakai sarung dengan
kaos oblong warna putih. Menunjukan badannya yang gempal dan kulitnya yang
kuning langsat. Rambutnya hampir penuh uban tetapi wajahnya masih fresh,tidak
terlalu tua diumurnya yang 58. Pak Karyo sendiri,berumur 46. Ia pegawai salah
satu bank di Jakarta dan sudah mempunyai 2 anak. Pakaiannya selalu rapih,dengan
kacamata dan rambut yang klimis dan badannya tegap,ia salah salah satu
primadona ibu ibu disana (gossip yang beredar).
Sesampainya Pak Karyo
dirumah,ia disambut oleh sang istri. Dan Pak Karyo pun bergegas untuk mandi. Istrinya
mengajaknya berbicara,ia hanya menjawabnya seperlunya. kamar tidur Pak Karyo
memiliki kamar mandi sendiri. Didalam kamar,Pak Karyo langsung bertelanjang,ia
menyalakan pancuran air terlebih dahulu dan membiarkan airnya hangat. Pak Karyo
berkeliling kamar dengan bugil,kontolnya masih tidur ditutupi oleh jembut yang
tumbuh subur. Kedua kaki Pak Karyo terlihat jenjang dan kencang saat berjalan.
Ia berjongkok untuk menggapai barang dibawah kasurnya,saat itu juga pantat Pak
Karyo merekah. Menunjukan lobang pantat yang merah,bulu bulu juga menghiasi
lobang itu. Pak Karyo rasa air sudah menghangat,ia pun kembali ke kamar mandi.
ia berdiri dibawah pancuran,air hangat langsung membasahi badannya yang
berkulit coklat manis itu. Ia mengusap ngusap wajahnya,ia mengusap badannya,ia
mengusap ketiaknya,ia mengusap kontolnya,ia mengusap pahanya,ia mengusap
pantatnya,ia mengusap betisnya. Ia berikan semua kehangatan kesekujur tubuhnya.
Ia merasa sudah segar kembali tapi entah kenapa ia merasa sange tiba tiba. Ia
sentuh pelan kontolnya seraya membersihkan. Lama kelamaan kontol itupun tegang
dengan sentuhannya sendiri.
Dalam posisi menghadap ke
pancuran, Pak Karyo bermain dengan kontol dan bijinya. Ia kocok kocok
pelan..........
“Aaahhh.......Hhh....Aaaahhh..”
desahan kecil mulai terdengar.
Ia lepaskan genggaman
tangannya,ia bebaskan kontol itu. Batang kontol yang tegak berdiri,dengan
kepala kontol yang seperti jamur itu sudah ngaceng maksimal.
“Pah.. mandi kok gak bawa
handuk?” seru istri Pak Karyo yang langsung masuk kekamar mandi.
Istrinya kaget melihat suaminya
mandi dengan kontol yang ngaceng. Pak Karyo sendiri memberikan senyuman nakal.
Pak Karyo melangkah keluar, menghampiri istrinya. Handuk digenggaman istrinya
ia ambil. Pelan pelan Pak Karyo memeluk tubuh istrinya dan mengecup bibir yang
berwarna merah pucat itu. Istrinya hanya menerima pasrah perlakuan sang suami.
Tangan Pak Karyo yang awalnya memeluk sekrang sudah berganti tempat,ia remas
remas kedua tete istrinya.
“Eeeenngghhhh......Paaaahhh....”
desah sang istri.
Pak Karyo tak
memperdulikan desahan itu. Ia tetap mencium dengan semangat sang istri. Pak Karyo
turun ke leher, ini membuat istrinya semakin gelagapan. Ia mencakar cakar
punggung sang suami. Kontol Pak Karyo sendiri sudah mengeluarkan cairan bening,
menandakan dia sangat sange. Setelah leher, Pak Karyo membenamkan wajah ditete
yang kenyal itu.
“Maaaahhhh…” teriakan
suara anaknya diluar.
“Maaahhhh.....adit
pulang…” teriak anaknya lagi.
Pak Karyo dan istrinya
sontak kaget. Sang istri langsung menghentikan ciuman sang suami
“Paaahhh….....udah Paaaahhh…”
bisiknya.
Dirasa tanggung, Pak Karyo
tetap menjilat-jilat. Istrinya sedikit kesal karena Pak Karyo tak juga berhenti
menjilat,lalu ia mencubitnya.
“Aduh.....” teriak pelan Pak
Karyo dan akhirnya pun berhenti.
Dan sang istri pun
meninggalkan Pak Karyo untuk membuka pintu depan. Kini Pak Karyo sendirian
dengan kontol yang ngaceng berat. Ia mencoba menunggu sang istri,tapi tak ada
gunanya karena anak mereka sudah pulang jadi tak begitu leluasa. Ia pun kembali
mandi,ia berpikir untuk ngeloco. Rasa nikmat yang diberikan berbeda,ia pun
menghentikannya.
Saat makan malam Pak Karyo teringat tentang formulir yang ia janjikan berikan ke Pak RT tadi. Selesai makan Pak Karyo pamit ke istrinya.
“Mah… aku kerumah Pak RT
dulu ya. Nganterin formulir buat kartu kesehatan”.
Dijalan menuju ke rumah Pak
RT, Pak Sugeng menyapa Pak Karyo.
“Mau kemana Pak ?"
tanya Pak Sugeng.
Pak Karyo pun menghentikan
langkahnya.
“Ini Pak.....mau ke rumah
Pak RT ngenterin formulir” kata Pak Karyo.
“Oh… kebetulan, saya juga ingin
kerumah Pak RT, ada urusan. Ya udah kita bareng aja” seru Pak Sugeng.
Mereka pun berangkat
bersama. Sesampainya didepan rumah Pak RT, keadaan sepi.
“Permisi… Pak RT…” panggil
Pak Karyo.
Tak ada yang menjawab. Pak
Karyo kembali memanggil
“Pak RT….” sambil ia ketok
pagernya.
“Mungkin Pak RT sedang
pergi, Pak…”pikir Pak Sugeng.
![]() |
Pak Karyo |
Pak Karyo pun tak ingin menyerah,ia tetap memanggil
“Pak RT… tok tok tok”
suaranya semakin kencang.
Pak Karyo ingin memberikan
formulir ini sekarang juga,ia takut lupa lagi.
Pak RT pun ......Eengeuh.......,
seperti ada yang memanggil dari luar. Ia pun melongok dari jendela.
“Wah......Pak Karyo dan Pak
Sugeng…” ia langsung bergegas memakai sarung dan keluar kamar. “Iya, Pak.....
sebentar…” seru Pak RT dari dalam.
Pak RT pun menampakan
wajahnya.
“Maaf, Pak.......malem
malem mengganggu” seru Pak Sugeng.
“Oh ndak papa, Pak….....maaf
tadi saya ketiduran; Mari masuk, Pak…....” kata Pak RT.
Pak Karyo dan Pak Sugeng
pun masuk. Keadaan rumah sepi, Pak Karyo bertanya...........
“Ibu kemana pak.. kok ndak
kelihatan ?” tanya Pak Karyo.
“Ibu sedang nemuin anak
yang sedang kuliah diluar kota, Pak…” kata Pak RT sambil mereka pun duduk
bersama.
![]() |
Pak RT |
“Ini kopinya
bapak-bapak....…” kata Pak RT membawa nampan dengan 3 gelas kopi.
Pak RT langsung menyalakan
rokok kreteknya untuk menemani ngopi. Mereka kembali melanjutkan obrolan
tentang urusan mereka. Pak Sugeng yang sedari awal memperhatikan Pak RT, menegaskan
pandangannya. Sarung Pak RT berwarna putih, dan diselangkangannya ada bercak
cairan yang melebar. Pak RT tak menyadari kalau precumnya menetes keluar. Dalam
duduknya, Pak RT membuka lebar kakinya, tonjolan kontolnya benar ketara. Pak Sugeng
pun yakin kalau Pak RT tak pakai sempak. Pak Sugeng bukannya fokus diobrolan,
dia malah guyon soal Pak RT.
“Masih senang ngeloco, Pak
?” seru Pak Sugeng sambil senyum senyum.
Pak RT dan Pak Karyo pun
bingung mendengar itu.
“Apa Pak…?” Pak RT
menegaskan.
“Itu ngencrit…” Pak Sugeng
menunjuk selangkangan Pak RT.
Pak Sugeng memang terkenal
tukang ngebanyol,apalagi soal seks. Pak RT langsung mengecek kebenaran itu, dan
omongan Pak Karyo benar adanya.
“Gue gak sadar…” dalam
hati Pak RT berucap.
Wajah Pak RT berubah
merah, menahan malu.
“Hehehe....iya, Pak…....tadi
lagi enak enak tidur eh kepengen.” Pak RT mencoba ngeles.
“Enggak papa lah, Pak…....wajar
kita laki laki.” seru Pak Karyo dibalik diamnya.
Obrolan mereka bertiga
sudah ketebak akan berakhir kemana.
“Saya juga tadi sore
pulang kerja sange tapi yah apa boleh buat kalau harus menunggu anak tidur dulu.”
Pak Karyo terlihat santai.
“Wah......kalau saya sih
gak bisa, Pak. Kalau udah kepengen ya harus dituntasin. Kalo enggak, kepala
pusing !” Pak Sugeng protes.
Pak RT yang duduk
dihadapan mereka pun mencoba menutup mulut.
“Kalo bapak sendiri
ngeloco pakai apa ?” tanya Pak Sugeng mengambil kendali.
"Film porno,
Pak......" jawab Pak RT seadanya.
Pak Karyo sedikit tidak
percaya mendengar itu.
“Bapak suka nonton film porno
?” kata Pak Sugeng dan Pak Karyo serentak.
Pak RT tersipu malu...........
“Yah begitu, Pak......…”
pasrah kata katanya tentang aib yang sedang terbongkar.
“Memang, Bu RT ndak marah ?”
lanjut Pak Karyo.
“Yah.....saya diem diem, Pak.....kalau
ketauan bisa gawat !” kata Pak RT sambil tertawa.
“Kalo saya sih dilarang
sama istri, bisa bisa gak dikasih jatah kalo ketauan.” kata Pak Sugeng.
Pak Karyo memikirkan
tentang film porno milik Pak RT, nafsunya kembali bangkit, ia ingin menuntaskan
perkara tadi sore yang tertunda.
“Pak RT......boleh saya
lihat filmnya ?” pelan Pak Karyo bertanya.
Pak RT agak sedikit kikuk,
antara iya atau tidak. Titit Pak RT yang lemas seketika bangun, terusik oleh
film porno yang sempat ia tunda, itu menandakan “iya”. Mereka bertiga pun
berpindah ke ruang kerja Pak RT, yang agak sedikit kebelakang rumah.
“Waah…...bapak bener nonton porno !”kata Pak Sugeng seperti tak percaya melihat layar komputer yang bergambar memek tengah kemasukan kontol.
“Iya, tadi saya pause, saya
denger bapak bapak memanggil diluar !” kata Pak RT seperti protes karena
kesenangannya terganggu.
Pak Karyo mengambil bangku
lagi.
“Ayo, Pak disetel filmnya.”
terlihat Pak Karyo sudah tak sabaran.
Pak RT langsung
menungging, menggenggam mouse dan “klik” filmnya pun berjalan lagi. Pak RT dan Pak
Karyo duduk bersebelahan dan Pak Sugeng berdiri, bersandar dibangkunya Pak RT.
“Aaaaahhhh…...aaahhhh…” desah wanita jepang didalam
film.
“Wah…...mantep nih !” seru
Pak Sugeng.
Yang awalnya perempuan itu sedang di entot oleh
seseorang,tiba tiba datang 5 orang bapak bapak jepang,yang langsung menarik
sang pria dari sedotan memek sang wanita. Ke 5 orang itu langsung memukul sang
pria,dan mengikatnya di samping,mulutnya disumpel dan pria itu dibaringkan
dibelakang. Ke 5 bapak bapak itu tak menyia nyiakan wanita yang sudah bugil
itu. mereka langsung menerkam wanita itu. teriakan pun menggema. 1 orang bapak
langsung mencaplok memeknya,2 orang bapak bermain dengan tetenya,satu meneydot
bibir sang wanita,dan satu lagi menyuruh sang wanita menggenggam kontolnya. Ke
5 orang bapak bapak itu sangat rakus. Tubuh sang wanita yang putih
bening,tercetak kemerahan dibadannya,karena kasarnya perbuatan mereka. Serta
air liur mereka membasahi tubuhnya.
Sarung Pak RT sudah
membentuk tenda, ia tak menyadari kontolnya yang ngaceng. Pak Karyo sendiri,
meraba raba kontolnya. Pak Sugeng hanya tetap fokus melihat layar.
“Pak.... aku buka celana
ya ?” izin Pak Karyo yang sepertinya sudah tak memperdulikan sekitarnya.
Entah sange atau apa, Pak Karyo
dengan cepat sudah melepas celananya. Kontolnya tegak menantang, tanpa malu ia
bugil di depan orang. Pak RT hanya mengangkat sarungnya, membebaskan kontolnya
yang pendek gemuk itu ngaceng, cairan bening sudah keluar dari kontol Pak RT,
lumayan banyak. Pak Sugeng masih tetap memakai celana, entah malu atau apa. Pak
Karyo mulai mengocok ngocok kontolnya yang panjang dan besar.
“Beruntung nya mereka…...bisa
dapet daun muda.” kata Pak Karyo.
Satu dari bapak bapak itu,mulai menyodok memek sang perempuan,bapak bapak yang berdiri disekitarnya hanya tertawa melihat sang perempuan merintih.
“Lobang memeknya, mulutnya…....“ kata Pak Sugeng tak percaya.
Bapak yang sedang asyik mengentot itu menyuruh sang wanita merubah posisi. Bapak itu rebahan,ia menyuruh si perempuan menduduki kontolnya. Perempuan itu pasrah menuruti,sesaat kontol tenggelam didalam memeknya “eeennggghhh..” wanita itu menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan. Tiba tiba satu orang bapak berdiri dibelakang sang perempuan,mengelus ngelus lobang pantatnya. Wanita itu merasa takut dan mencoba melarang sibapak. Tamparan dipantatnya yang semokpun didapatkannya,karena mencoba melarang. Tanpa aba aba lagi sibapak itu langsung menyodok lobang anusnya “aaaaaaaaaaaaaa….” perempuan itu teriak dengan air mata. Mereka tertawa terbahak bahak melihatnya. Sekarang ada dua kontol didalam lobang nya.
“Gila….sampe lobang pantat juga diembat !” seru Pak RT.
“Istri saya enggak pernah
mau kalau saya minta isep, katanya jijik…” kata Pak Karyo melanjuti.
“Dulu mantan istri saya
suka banget ngisep…saya kalo udah di isep dia, keluarnya cepet.” kata Pak RT.
“Saya ikutan buka celana
yah…....” kata Pak Sugeng sambil membuka celananya.
Dan sekarang Pak Sugeng
sudah bugil...........
“Saya udah gak kuat, Pak…”
kata Pak Sugeng mengocok-ngocok kontolnya.
“Udah gak nahan ya........”
ledek Pak RT sambil melirik kontol Pak Sugeng.
“Hehehe…....iya, Pak…udah
gak nahan nih.” kata Pak Sugeng.
Gak lama kemudian.........
Crot....crot....crot......Pak
Sugeng "memuntahkan"
spermanya....."Aaaaa.....aargghhh.....ghhh..."
Cukup banyak pejuh Pak
Sugeng sampai berserakan di lantai.
Pak Rojak dan Pak Karyo
masih mengocok penis mereka sambil menonton. Melihat mereka berdua masih
ngock.......yang ada sekarang lebih bikin sange daripada film, pikir Pak Sugeng,
ia sangat ingin mengocok dan menghisap kontol bapak bapak ini. Niat isengnya
pun hadir.
“Bapak-bapak, saya bantu
kocok ya, biar enak keluarnya…....” seru Pak Sugeng.
Pak Karyo dan Pak RT
menatap aneh.
![]() |
Pak Sugeng kulum penis Pak Karyo |
Dalam pikir panjang, Pak Karyo
mulai mengocok kontolnya, seperti memberi kode kepada Pak Sugeng. Pak Sugeng
pun langsung menggenggam kontol Pak Karyo tanpa risih. Pak Karyo menyandarkan
tubuhnya, menikmati kontolnya dikocok-kocok oleh Pak Sugeng. Pak Sugeng
turun,ia juga menghisap kontol pak karyo tanpa permisi.
“Heeehhh.....Pak ngapain ?”
tany Pak Karyo kaget tapi kontolnya sudah masuk kedalam hangatnya mulut Pak Sugeng,
ia pun tak jadi menolak.
Pak Sugeng menghisap
kontol Pak Karyo dengan rakusnya sedangkan tangan kanannya meloco kontol Pak RT
dengan cepatnya.
“Pak, suddaaahhh…...saya udah mau keluar.” Pak RT
langsung menepis tangan Pak Sugeng.
Pak Sugeng masih "sibuk"
mengulum batang kemaluan Pak Karyo.
Pak RT hanya memandangi
kontol Pak Karyo didalam mulutnya Pak Sugeng. Dari dekat ia bisa melihat dengan
jelas, mulut Pak Sugeng yang membuka lebar........maju.....mundur.
“Bapak enggak jijik ?”
tanya Pak RT ke Pak Sugeng.
![]() |
Pak RT (Rojak) |
“Uuuuuhhh….Aaahh.....pelan-pelan,
Pak.”kata Pak RT menahan kepala Pak Ssugeng.
“Enak ya, Pak ?” tanya Pak
Karyo polos.
Pak RT hanya tersenyum dengan
tangannya menuntun kepala Pak Sugeng.
"Oooo.....Aaaahh......enak
bangett....Pak......" desah Pak RT pelan.
Tangan Pak Sugeng tak
dibiarkan menganggur, Pak Karyo menyodorkan kontolnya dan langsung digenggam
oleh Pak Sugeng. Pak Sugeng mengocok kontolnya sendiri dengan tangan kirinya.
Secara bergantian Pak Sugeng mengoral kontol bapak bapak itu.
Lima belas menit berlalu
kemudian Pak Sugeng bangkit berdiri..............
“Gantian dong, Pak…” pinta
Pak Sugeng.
Pak RT dan Pak Karyo menunjukan
ekspresi menolak dan Pak Sugeng lagi lagi meyakinkan.
“Pelan pelan saja bapak
bapak…....." katanya.
Pak Sugeng langsung
memberikan penisnya ke Pak RT. Pelan pelan Pak Sugeng memajukan kepala
kontolnya dimulut Pak RT, ia mainkan kepala kontolnya dibibir Pak RT.
“Eeeehhhmm........eeehhhhmmm…”
suara penolakan dari Pak RT.
Pak Karyo yang sedikit
menjauh langsung ditarik oleh Pak Sugeng.
“Kocokin peler ku, Pak…” kata
Pak Sugeng ke Pak Karyo.
Pak Karyo hanya menurut
saja.
Suasana sudah dikendalikan
kembali oleh Pak Sugeng. Posisi Pak Sugeng berdiri, Pak RT duduk dibangku dan Pak
Karyo duduk dilantai, sungguh pemandangan yang menggiurkan.
“Pok....pok....pok…....“ suara
Pak RT mulai memompa penis Pak Sugeng dimulutnya.....maju....mundur.......
"Aaaahhh.......enak.....Pak.....Ooohhh......."
desah Pak Sugeng
“Ee....enak, Pak…?” tanya
Pak Karyo.
Pak RT tidak menghiraukan
ucapan Pak Karyo.
Melihat aksi Pak RT, Pak
Karyo pun mengikuti jejak Pak RT, ia mulai mengemut biji peler Pak Sugeng
secara bergantian. Walau Pak Karyo mencium aroma pesing dari selangkangan Pak Sugeng
tapi ia tetap menjilat-jilat.
Eeeeennggghhh….....Pok...pok....pok.....slurppp.....sluuurpppp......,
terdengar suara "kegaduhan" dari ketiga bapak-bapak itu.
Sekarang setengah batang
kontolnya Pak Sugeng sudah terbenam dimulut Pak RT.
“Aduh......enak Paakkk....aahhhh…”
desah Pak Sugeng.
Tiba-tiba Pak Sugeng
menarik kontolnya secara spontan dari dalam mulut Pak RT dan ia membimbing
kepala Pak RT untuk bangun dan mencium Pak RT.
“Eeeeehhhhmmm…” Pak RT
gelagapan.
Percaya tidak percaya ia
berciuman sesama lelaki. Pak Karyo langsung mengambil kontol Pak Sugeng yang
menggantung dan langsung d-emut dan dikulumnya.
“Aaahhh.... ahhhhh…aahhhh...”
desah Pak Sugeng pelan.
Precum Pak Sugeng mulai menetes
banyak sekali.
"Asin dan gurih,
Pak......cairanmu....Pok pok pok..." kata Pak Karyo sambil memompa
mulutnya.
Sambil berciuman dengan Pak
Rojak, Pak Sugeng mengentot mulut Pak Karyo. Pak Karyo mempercepat gerakan
mulutnya maju-mundur terhadap penis Pak Sugeng.
Akhirnya...........
“Aaahhh… aaahhh…aaarrgghhhh.....hhh...…”
Pak Sugeng terus terusan mengerang.
Dan..............
Croot.......crrooootttt........Pak
Sugeng ngecrot.
Peju langsung membanjiri
mulut Pak Karyo. Pak Karyo pun mengocok sendiri dengan cepat kontolnya dan taklama...........
Crrrooooootttttt........
"Eeeeehhhhmmmm......"
suara Pak Karyo dengan mulutnya masih terisi penis Pak Sugeng.
Peju muncrat daril lobang
kontolnya.
Pak Sugeng langsung
menarik kontolnya dari mulut Pak Karyo, peju yang banyak langsung meleleh
keluar. Pak Karyo langsung merebahkan diri dilantai dan Pak Sugeng duduk
disebelah Pak RT. Diantara mereka hanya Pak RT yang belom ngencrot.
“Bapak-bapak...…aku belum
keluar, gimana ini ?" melas Pak RT.
“Sabar, Pak…” kata Pak Sugeng
meyakinkan Pak RT kalau ia juga akan menikmati.
Lantas Pak RT kedapur
mengambil air. Pak Sugeng menatap Pak Karyo yang kelemasan. Ia menghampirinya.
“Pak… sedotan mu tuh enak
sekali.”kata Pak Sugeng sambil berbaring sebelah Pak Karyo.
“Ini pertama kali aku isep
kontol, Pak !” kata Pak Karyo.
Mereka berdua tertawa.
Lalu Pak Sugeng
membersihkan sisa-sisa peju dipipi dan dagu Pak Karyo. Mereka saling menatap
dan..........
Eeeehhhhmmm.........eennggghhh.....
Mereka berciuman.
Bibir mereka berdua
terpagut, lidah mereka berdua saling mengikat dan aroma peju semerbak tercium.
Mereka ciuman dengan penuh semangat, mereka berguling, Pak Karyo memeluk Pak Sugeng
dengan erat, Pak Sugeng sendiri mengusap wajah Pak Karyo, mereka berdua sedang
dibuai nafsu kedua.
Pak RT yang kembali dari
dapur kaget melihat kedua bapak itu sedang berciuman.
“Sini, Pak…” ajak Pak Sugeng
mengajak Pak RT untuk gabung.
Tapi Pak RT kembali duduk
tanpa gabung. Pak RT hanya melihat mereka berdua menyatu oleh kedua bibir
mereka menempel. Pak Sugeng semakin bernafsu melumat bibir Pak Karyo. Selang
sepuluh menit, Pak Sugeng melepas ciuman dari Pak Karyo.
“Pak, punya minyak urut ?”
tanya Pak Sugeng.
“Punya.....… kenapa ?”
tanya Pak RT.
“Ya udah tolong diambil,
Pak.” kata Pak Sugeng
Pak RT pun menuruti.
Taklama Pak RT kembali dengan sebotol minyak urut di tangannya.
“Buat apa, Pak?” tanya Pak
Rojak sambil menyodorkan botol itu ke Pak Sugeng.
Lalu Pak Sugeng bangkit
berdiri, meninggalkan Pak Karyo yang masih tiduran di lantai. Pak Sugeng
menaruh minyak itu ditangannya dan mengolesi belahan pantatnya dengan minyak
urut. Kemudian dihampirinya Pak Rojak dengan posisi jongkok dihadapan Pak RT lalu
Pak Sugeng mengolesi batang kemaluan Pak Rojak dengan minyak dan mulai
mengocoknya secara perlahan.
"Ooo....ooooo.....nikmat
sekali, Pak...." desah Pak RT sambil memejamkan matanya.
Setelah penis Pak RT
mengeras secara maksimal, Pak Sugeng bangkit berdiri dan membelakangi Pak RT;
dipegangnya penis Pak RT......Pak Sugeng menurunkan pantatnya dan mengarahkan
penis Pak RT ke lobang anusnya; Pak RT masih memejamkan mata.
Taklama...........blesss.......penis
Pak RT ambles didalam lobang anus Pak Sugeng.
"Aaaa....pa yang kamu
lakukan....??" kata Pak RT kaget.
"Tenang aja, Pak......nikmati
aja." kata Pak Sugeng sambil menggerakkan pantatnya naik turun.
Kedua tangan Pak Sugeng memegang lutut Pak RT, kondisi Pak RT duduk
melebarkan pahanya.
"Aaaaahhh.........."
desah Pak RT.
Pak Sugeng makin gencar menggoyangkan
pantatnya; Pak Rojak hanya bisa pasrah batang kemaluannya sedang dipompa sama
lobang pantat Pak Sugeng.
"Oooohhh....nikmat
sekali lobang pantatmu, gak kalah sama vagina...." puji Pak RT pelan.
![]() |
Pak Sugeng |
Pak Karyo yang sedang
terduduk dilantai hanya melihat saja aksi dari Pak Sugeng yang sedang
"ngerjain" Pak Rojak.
"Ayo, Pak....semprot
pejuhnya didalam anusku." kata Pak Sugeng yang sudah terasa penis Pak RT
berkedut-kedut dan sudah betul-betul mengeras pertanda akan mencapai klimaks.
Pak Sugeng makin mempercepat gerakan pantatnya dan.........
Pinggang Pak Sugeng
dicengkram kuat-kuat dan tubuh Pak RT mengejang.......dan........
"Aaarrgghhh......Aaaaahhh......gilaaaa
kamu, Geng...." teriak Pak RT.
Terasa cairan hangat
muncrat didalam anus Pak Sugeng, Pak Sugeng memperlambat gerakannya; terasa 2-3
kali penis Pak RT menyemprotkan spermanya didalam anus Pak Sugeng. Setelah
terasa penis Pak RT mulai melemas, Pak Sugeng mencabut penis Pak RT dari
anusnya kemudian duduk disamping Pak RT.
Uuuffhh.....ffhhh.....uuuffhhh.......terdengar
napas Pak RT yang sedikit tersengal-sengal.
"Nakal kamu, Geng.....abis
deh "senjaku" dikerjain sama kamu." kata Pak RT sambil
tersenyum.
Pak Sugeng menatap Pak RT
sambil tersenyum dengan posisi bersandar di kursi.
"Wah....kapan-kapan
aku juga pengen ngerasain nih; Enak ya....Pak ?" kata Pak Karyo.
"Enak banget.....gak
kalah sama vagina." puji Pak Rojak.
Mereka berbincang-bincang
tentang apa yang barusaja dialami. Waktu menunjukkan pukul 02.10 pagi akhirnya
Pak Karyo dan Pak Sugeng pamit pulang.
Bersambung.........
Bagi video nya dong?
BalasHapusBagi video nya dong?
BalasHapus