
Pada saat aku masih dikantor karena kerjaan sedang banyaknya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 malam. Sedng asyik-asyik nya bekerja tak sengaja tanganku meraba-raba daerah sensitifku dan mengelus-elusnya. Ruang kerjaku cukup besar, ada meja tulis yang besar dan di depannya ada sofa yang lumayan besar juga. Birahiku bertambah....kemudian aku pindah duduk di sofa dan kusingkapkan rokku dan kulepas celana dalamku dan kumainkan vaginaku dengan jari-jariku sambil kumasuk-keluarkan jari-jariku di vaginaku. Ahh......tiba-tiba ada orang yang membuka pintu ruang kerjaku. Terkejut aku dibuatnya; ternyata Pak Somad satpam kantor.
"Oh, maaf, Bu.....saya kira tidak ada orang karena lampu masih menyala." kata Pak Somad (setelah melihat posisiku; dia menutup matanya). Lalu kuhampirinya satpam kantor itu, kutarik tangannya dan kututup pintu kantorku. Dan kucumbui dia.
"Jangan, Bu...." katanya. Dan aku tidak menghiraukan ucapannya karena birahiku sudah "bertumbuh" sejak tadi. Postur Pak Somar cukup tambun dan sudah berumur sekitar 56 tahuan dan berkulit cukup gelap. Kuraba daerah sensitifnya dan perlahan aku mengambil posisi jongkok dan kubuka resleting celananya dan kukeluarkan benda tumpul yang ada di dalamnya. Diameternya cukup besar dan panjangnya kira-kira 15cm-an dan hitam legam. Kujilati kepala penisnya dan kukulum hingga batang kemaluannya.
"Oaahhhh......." desah Pak Somad.
Sesekali kepalaku ditekannya agar aku melahap seluruh batang kemaluannya ke dalam mulutku.
"Ahhh......oooohhhh......" desahnya lagi.
Kadang kukocok dan kujilat begitu seterusnya, sudah lama aku tidak menikmati batang kemaluan laki-laki.
Lalu aku merebahkan tubuhku di sofa, melihat posisi ku yang terlentang dengan vagina terpampang, langsung saja Pak Somad menyambar vaginaku dan menjilatnya; dimainkannya klentitku dengan lidahnya yang nakal.
"OOooooohhhhhh......"desahku cukup keras, sungguh nakal dan liar lidah Pak Somad.
"Sudah lama, Bu....saya tidak menikmati vagina seperti ini." katanya....sambil mendesah.....oohhhh.....
"Vagina Ibu wangi...." katanya lagi. Sekarang tangannya coba meraba buah dadaku yang besar, setelah dapat merabanya kini buah dadaku diremasnya kuat-kuat....uffhhhh...melayang aku dibuatnya.
Sesekali dia mencumbui bibirku yang terdengar napas yang tersengal-sengal dan leherku dijilatnya dan sampai pada buah dadaku, yang satu buah dadaku dijilatnya sedangkan buah dadaku yang satu dipilinnya dengan tanganya yang hitam. Dan tangannya yang satu mengusap-usap vaginaku dan sesekali jari-jari Pak Somad masuk ke dalam vaginaku.
Kami saling membalas sedahan demi desahan.....aaahhhhh......ooohhh....oaaahhhhh........
"Pak Somad masukin dong punya bapak..." pintaku.

"Sudah mao keluar, Bu........." katanya.
"Cabut, Pak....dekatkan dengan mulut saya." pintaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar